Minggu, 18 Oktober 2009

Purworejo

0 komentar
Perekonomian di Purworejo

Pertanian

Aktivitas ekonomi kabupaten ini bergantung pada sektor pertanian, di antaranya padi, jagung, ubi kayu dan hasil palawija lain. Sentra tanaman padi di Kecamatan Ngombol, Purwodadi dan Banyuurip. Jagung terutama dihasilkan di Kecamatan Bruno. Ubi kayu sebagian besar dihasilkan di Kecamatan Pituruh.
Di tingkat Provinsi Jawa Tengah, Purworejo menjadi salah satu sentra penghasil rempah-rempah (bahasa Jawa: empon-empon), yaitu: kapulaga, kemukus, temulawak, kencur, kunyit dan jahe yang sekarang merupakan komoditas biofarmaka binaan Direktorat Jenderal Hortikultura. Selain untuk bumbu penyedap masakan, juga untuk bahan baku jamu. Empon-empon yang paling banyak dihasilkan Purworejo adalah kapulaga. Sentra produksi di Kecamatan Kaligesing, Loano dan Bener. Konsumen tanaman empon-empon adalah perajin jamu gendong, pengusaha industri jamu jawa dan rumah makan.
Sekitar 75 pabrik jamu di Jawa Tengah mengandalkan bahan baku dari kabupaten ini. Demikian juga pengusaha jamu tradisional di Cilacap, seperti : Jaya Guna, Serbuk Sari, Serbuk Manjur dan Cap Tawon Sapi. Pembeli biasanya mendatangi sekitar lima toko penyedia bahan jamu di Pasar Baledono.
Kecamatan Grabag dikenal sebagai sentra penghasil mlinjo yang buahnya dijadikan makanan kecil, yaitu : emping. Sedangkan Kecamatan Kaligesing, Bener, Bruno dan Bagelen dikenal sebagai penghasil duren di Kecamatan Pituruh anda akan menemukan sentra/pusat hasil buah, yaitu : buah pisang, karena di antara pasar yang ada di Purworejo, Pituruh menyumbang 40% pisang dari keseluruhan pisang di Purworejo.Komoditas pisang di pasar Pituruh dihasilkan dari desa Ngandagan,Kalikotes,Klaigintung,Pamriyan dan Petuguran
Perkebunan
Kelapa merupakan tanaman perkebunan rakyat sebagai sumber penghasilan kedua setelah padi bagi sebagian besar petani di Kabupaten Purworejo. Komoditas unggulan perkebunan yang lain, yaitu : Kopi, Karet, Kakao, Vanili (tanaman tahunan) dan Tebu serta Nilam (tanaman semusim). Komoditi Tembakau rakyat sebagai usaha tani komersial, juga telah memberi kontribusi kepada pendapatan negara (Devisa) dan pendapatan asli daerah (PAD), sehingga pada 2008 dan 2009 Kabupaten Purworejo mendapat Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT). Upaya pemerintah pusat dalam pembangunan perkebunan di daerah, telah merintis pengembangan tanaman jarak pagar yang diharapkan dapat bermanfaat dalam mewujudkan desa mandiri energi sebagai solusi menanggulangi kelangkaan bahan bakar.
Peternakan
Di bidang peternakan, ternak yang menjadi khas Purworejo adalah kambing peranakan etawa (PE), yakni kambing dari India yang memiliki postur tinggi besar. Peternakaan kambing PE terutama di Kecamatan Kaligesing. Sisanya dari Kecamatan Purworejo, Bruno, dan Kemiri. Di Kecamatan Kaligesing, kambing itu dikawinkan dengan kambing lokal sehingga tercipta kambing PE ras Kaligesing. Bagi sebagian besar peternak di Purworejo, memiliki kambing ini merupakan kebanggaan tersendiri, ibarat memiliki mobil mewah. Setiap tahun ribuah kambing dipasarkan ke luar Purworejo, termasuk ke Jawa timur (Ponorogo, Kediri, Trenggalek), Sumatera (Bengkulu dan Jambi), Riau, serta Kalimantan (Banjarmasin).
Industri
Di bidang industri, Purworejo memiliki satu industri tekstil di Kecamatan Banyuurip. Selain tekstil, di kecamatan ini ada dua industri pengolahan kayu dengan 387 tenaga kerja. Satu industri yang sama dengan 235 tenaga kerja di Kecamatan Bayan. Saat ini hasil industri yang mulai naik daun adalah pembuatan bola sepak. Industri ini mulai dirintis tahun 2002 di Desa Kaliboto, Kecamatan Bener, bola sepak bermerek Adiora itu sudah menembus pasar mancanegara. Meski baru setahun berdiri, pembuatan bola sepak itu mewarnai kehidupan masyarakat Kecamatan Bener. Di Tahun 2007 berdiri cabang dari rokok Sampoerna di kecamatan Bayan yang akan menyerap tenaga kerja cukup banyak

0 komentar:

Posting Komentar